Rabu, 22 Mei 2013

Laporan Kunjungan Di Coca-cola Amatil Indonesia

PENGARUH KEDISIPLINAN KARYAWAN TERHADAP KUALITAS PRODUKSI

     PT Coca-Cola Amatil Indonesia adalah sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi minuman ringan terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini memproduksi berbagai macam minuman ringan di bawah lisensi perusahaan The Coca-Cola Company yang berpusat di kota Atlanta, provinsi Georgia, Amerika Serikat.sebagai perusahaan minuman ringan terbesar di dunia, pihak Coca-Cola tentunya menggunakan cara-cara produksi dan distribusi yang berbeda dengan perusahaan yang lain.

     Tentunya dengan menggunakan metode-metode atau cara-cara khusus yang membawa perusahaan tersebut hingga merajai pasaran dunia. Maka MAN YOGYAKARTA 1 kelas X , ingin mengetahui bagaimana cara pengelolaan yang digunakan perusahaan tersebut sehingga menjadi perusahaan raksasa di dunia. Maka diadakan sebuah kegiatan yang yang bertajuk "Kunjungan Industri" di PT Coca-Cola Amatil Indonesia yang bercabang di Semarang.

      Dengan hasil kunjungan yang mengesankan tersebut saya tertarik untuk menarik tema tentang “pengaruh kedisiplinan karyawan terhadap kualitas produksi,” yang menurut saya itu hal yang sangat penting dalam berjalannya sebuah perusahaan, tetapi selain itu juga saya membuat ini untuk mencapai program kurikulum sekolah dan bisa menjadi manfaat untuk semu  siswa maupun adik-adik kelas yang akan melaksanakan kunjungan untuk dipertimbangkan masih layakkah PT. Coca-Cola di kunjungi di masa yang akan datang itu, tentu jika tempat ini memberi manfaat dan menambah wawasan maka tempat ini masih pantas untuk dikinjungi.

     Sebuah kedisiplinan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan ataupun kualitas dari sebuah produksi, begitu pula dengan PT Coca Cola Amatil. Dahulu Coca-Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dialah yang pertama kali mencampur sirup karamel yang kemudian dikenal sebagai Coca-Cola. Frank M. Robinson, sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca-Cola karena berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian, ia menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo Coca- Cola  paling terkenal di dunia.

    Dr. Pemberton menjual ciptaannya dengan harga 5 sen per gelas di apotiknya dan mempromosikan produknya dengan membagi ribuan kupon yang dapat ditukarkan untuk mencicipi satu minuman cuma-cuma. Pada tahun tersebut ia menghabiskan US$46 untuk biaya periklanan. Pada tahun 1892, Pemberton menjual hak cipta Coca-Cola ke Asa G. Chandler yang kemudian mendirikan perusahaan Coca-Cola pada 1892.

     Chandler piawai dalam menciptakan perhatian konsumen dengan cara membuat berbagai macam benda-benda cinderamata berlogo Coca-Cola. Gaya periklanan yang inovatif, seperti desain warna-warni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca, serta serangkaian cinderamata seperti kipas, tanggalan dan jam dipakai untuk memasyarakatan nama Coca-Cola dan mendorong penjualan.

     Upaya mengiklankan merek Coca-Cola ini pada mulanya tidak mendorong penggunaan kata Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk membeli Coca-Cola dengan kata-kata berikut: "Mintalah Coca-Cola sesuai namanya secara lengkap; nama sebutan hanya akan mendorong penggantian produk dengan kata lain". Tetapi konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera popular pasar. Tahun itu juga, nama dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama dengan Coca-Cola, dan pada tahun 1945 Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar, yang mulai saat itu juga Coca-Cola banyak dikenal dan semakin berkembang di Indonesia.

     Perusahaan ini memproduksi dan mendistribusikan produk-produk berlisensi dari The Coca-Cola Company. PT Coca Cola Amatil Indonesia memproduksi dan mendistribusikan produk Coca-Cola ke lebih dari 400.000 outlet melalui lebih dari 120 pusat penjualan.

    Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan nama dagang yang terdiri dari perusahaan-perusahaan patungan (joint venture) antara perusahaan-perusahaan lokal yang dimiliki oleh pengusaha-pengusaha independen dan Coca-Cola Amatil Limited, yang merupakan salah satu produsen dan distributor terbesar produk-produk Coca-Cola di dunia.

    Coca-Cola Amatil pertama kali berinvestasi di Indonesia pada tahun 1992. Mitra usaha Coca-Cola saat ini merupakan pengusaha Indonesia yang juga adalah mitra usaha saat perusahaan ini memulai kegiatan usahanya di Indonesia.
    Produksi pertama Coca-Cola di Indonesia dimulai pada tahun 1932 di satu pabrik yang berlokasi di Jakarta. Produksi tahunan pada saat tersebut hanya sekitar 10.000 krat.
Saat itu perusahaan baru memperkerjakan 25 karyawan dan mengoperasikan tiga buah kendaraan truk distribusi. Sejak saat itu hingga tahun 1980-an, berdiri 11 perusahaan independen di seluruh Indonesia guna memproduksi dan mendistribusikan produk-produk The Coca-Cola Company. Pada awal tahun 1990-an, beberapa diantara perusahaan-perusahaan tersebut mulai bergabung menjadi satu.

     Tepat pada tanggal 1 Januari 2000, sepuluh dari perusahaan-perusahaan tersebut bergabung dalam perusahaan-perusahaan yang kini dikenal sebagai Coca-Cola Bottling Indonesia.
Saat ini, dengan jumlah karyawan sekitar 10.000 orang, jutaan krat produk kami didistribusikan dan dijual melalui lebih dari 400.000 gerai eceran yang tersebar di seluruh Indonesia.

    Karena kedisiplinan dan keseriusan itu kini PT Coca Cola Amatil Indonesia memiliki komitmen untuk lebih berkembang dan membuat masyarakat Indonesia semakin suka dengan produknya, yang tak lain ialah menghadirkan saat-saat menyegarkan yang unik dan memuaskan konsumen.

    PT Coca Cola Amatil Indonesia sangat terpacu untuk melahirkan semangat serupa terhadap usaha-usaha kami yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. Ini berarti, upaya berkesinambungan untuk menggali cara-cara baru dan lebih baik untuk meningkatakan kinerja kami di bidang pelestarian lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.

     Sebelum membuang limbah ke sungai, pihak PT Coca Cola Amatil Indonesia mengolah limbah sehingga tidak merusak biota sungai. Pihak PT Coca Cola Amatil Indonesia menyadari bahwa masalah yang berkaitan dengan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja senantiasa mengalami perubahan sejalan dengan pengertian kami terhadap masalah-masalah tersebut yang juga berkembang dari waktu ke waktu.
      Oleh sebab itu, pihak PT Coca Cola Amatil Indonesia mengembangkan suatu sistem komprehensif yang mengacu pada standar internasional, termasuk di dalamnya ISO 14001, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

     Semua pabrik melaksanakan audit secara berkala dan menjalankan praktek-praktek terbaik di bidang perlindungan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja mulai dari pengelolaan dan pemanfaatan kembali limbah produksi hingga berbagai program kesehatan dan keselamatan kerja.

     PT Coca-Cola Bottling Indonesia memiliki komitmen untuk senantiasa memahami, mencegah dan memperkecil setiap dampak buruk terhadap lingkungan sehubungan dengan kegiatan produksi minuman ringan, serta terus berupaya memberikan pelayanan dan produk berkualitas yang diharapkan konsumen maupun pelanggan, dan menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi seluruh karyawan.

    Pihak PT Coca Cola Amatil Indonesia yakin bahwa seluruh karyawan PT Coca-Cola Botting Indonesia dan setiap orang yang tergabung di dalam perusahaan, serta semua mitra kerjanya, bersama-sama memainkan peranan penting dalam menerapkan kebijakan Perusahaan di bidang perlindungan lingkungan ini. Untuk itulah maka pihak PT Coca Cola Amatil Indonesia berupaya membekali para karyawan agar mampu melibatkan diri mereka sepenuhnya.

     PT Coca-Cola dan segenap yang ada didalamnya selalu menjunjung kedisiplinan yang tinggi dan tanggung jawab yang besar pada setiap yang dijalankannya dan paling utama adalah memperhatikan jalannya produksi, maka dari itu PT. Coca-Cola memakai sejumlah dokumen penting untuk menjalankan proses produksinya.

     Seperti Surat Order Produksi yang merupakan surat perintah yang dikeluarkan oleh departemen produksi, yang di tunjukan kepada bagian bagian yang terkait dengan proses pengolahan produk untuk memproduksi produk dengan spesifikasi, cara produksi, fasilitas produksi dan jangka waktu seperti yang tercantum dalam surat order produksi tersebut.
     Dilanjutkan dengan ( Daftar Kebutuhan Bahan ) yang merupakan jenis dan kuantitas bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi produk seperti yang dicantumkan dalam surat order produk.

     Lalu ( Daftar Kegiatan Produksi ),  dokumen ini merupakan daftar urutan jenis kegiatan dan jenis fasilitas mesin yang diperlukan untuk memproduksi produk seperti yang tercantum dalam surat order produksi.


     Dan juga ( Laporan Produk Selesai ),  laporan produk selesai dibuat oleh fungsi produksi untuk memberitahukan selesainya produksi pesanan tertentu kepada fungsi perencanaan dan pengawasan produksi, fungsi gudang, fungsi penjualan, dan fungsi akuntansi persediaan serta fungsi akuntansi biaya


     Adapun selain dokumen-dokumen yang digunakan untuk pengawasan produksi, ada juga peraturan-peraturan yang harus ditaati saat berada di lokasi pabrik. Ada beberapa yang langsung tampak jika kita masuk kedalamnya, seperti “garis kuning” garis itu adalah garis-garis penghubung yang dalam pengaplikasiannya kita tidak boleh melewati garis itu, karena itu digunakan untuk memperlancar produksi dan mengurangi hal-hal negatif yang tidak diinginkan.

      Lalu ada diberlakukan “jalan searah” hal ini diadakan agar para pegawai maupun pengunjung tidak berseliringan saat produksi berlangsung, karena jika itu terjadi akan memperlambat produksi dan bisa saja menghambat target-target produksi yang telah ada sebelumnya.

    Tetapi saat saya melihat diluar Pabrik, terdapat berkrat-krat botol yang sudah tidak berguna yang sudah pecah didiamkan begitu saja tanpa ada yang mengelola, yang sebaiknya botol-botol itu didaur ulang untuk menjadi botol baru ataupun dibuat kerajinan yang bernilai tinggi.

     Selain itu saya juga melihat banyak air tumpahan dari mesin yang menggenang pada lantai pabrik, sebaiknya itu dihilangkan untuk mencegah terjadinya suatu kecelakaan yang di akibatkan koleh konsleting listrik maupun terpeleset, karena banyak karyawan yang melewati genangan tersebut.

     Menurut saya PT.Coca-Cola Amatil dapat mencoba produk-produk inovasi lain yang belum ada pada catatan produk mereka, karena PT. Coca-Cola sudah mendapat tempat dihati masyarakat dunia dan terpercaya sebagai pemroduksi minuman-minuman yang sgar dan berkualitas.

     Dengan memahami proses produksi pada PT Coca Cola Amatil, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam proses tersebut diketahui sejumlah peraturan yang mengatur karyawan-karyawannya agar disiplin dan menghasilkan hasil produksi yang baik dan sesuai dengan prosedur yang ada di PT. Coca-Cola juga membuat konsumen semakin meminatinya.…………………………………...

    Pada prosedur order produksi diketahui bahwa PT Coca Cola Amatil menggunakan tipe prosedur produksi berulang kali. PT Coca Cola Amatil adalah perusahaan yang berproduksi massa, yang merupakan prosedur pemberian perintah kepada fungsi produksi untuk memproduksi sejumlah produk tertentu dalam periode waktu tertentu guna memenuhi kebutuhan persediaan dan penjualan. Kebutuhan tersebut merupakan hasil forchasting penjualan harian yang dilakukan oleh fungsi perencanaan dan pemasaran yang terencana.

    Pada saat barang dari gudang dipindah ke pabrik untuk melakukan proses produksi, dari tahap pencampuran sampai dengan tahap pengemasan, terjadi prosedur permintaan bahan baku dari fungsi gudang ke fungsi produksi yang jumlah kuantitasnya ditentukan oleh fungsi perencanaan dan fungsi pengawas produksi dengan prosedur yang telah ditentukan.………………………………….

    Setaip pekerja dalam PT Coca Cola Amatil wajib mematuhi peraturan dan memilik kartu jam kerja dalam bentuk Absen Amano dan Scan. Dalam bagian tertentu dalam fungsi produksi mereka memiliki operating list sesuai dengan perintah produksi yang wajib mereka kerjakan. Ini menunjukan terdapat prosedur pencatatan jam tenaga kerja langsung.…………………………………………

     Setelah proses produksi selesai kemudian terjadi penyerahan dari bagian produksi ke bagian gudang. Setelah itu dari informasi bagian penjualan, Coca Cola didistribusikan dengan truk-truk besar ke pelanggan dan outlet- outlet. Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi prosedur produk selesai dimana produk yang telah diselesaikan diserahkan dari fungsi produksi ke fungsi gudang.


Daftar pustaka
http://alfisaadah.blogspot.com/2012/03/laporan-kunjungan-industri-pt-cocca.html
http://articleshops.blogspot.com/2012/03/laporan-kuliah-kerja-lapangan-kkl.html
MRD. PPL. Coca-Cola book. (limited edition)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar